what is dark matter? |
Persamaan
Albert Einstein E=MC^2 mungkin adalah persamaan yang paling dikenal
sepanjang abad ini. Di bumi, persamaan ini digunakan untuk mengukur
tingkat materi dan massa pada suatu ruang, namun saat di aplikasikan
pada ruang angkasa sebuah anomali muncul. Ketika kita menggunakan
persamaan Einstein untuk menentukan berapa banyak materi yang seharusnya
alam semesta ini miliki, kita akan menyadari bahwa hanya ada 4 persen
yang menunjukkan materi yang sebenar-benarnya, dalam artian memiliki
massa dan bisa dirasakan oleh panca indera manusia. Kemana sisanya?
Banyak orang percaya kalau sisa sekitar
96 persen tersebut berbentuk Dark Matter. Peneliti masih belum bisa
menunjukkan bukti mengenai apakah dark matter ini benar-benar ada, yang
faktanya kita tidak bisa melihatnya, menyentuhnya, bahkan cahaya dan
sinyal radio dapat menembusnya. Semua ini yang menyebabkan dark matter
sangat sulit untuk di deteksi maupun dibuktikan kebenarannya.
Beberapa ilmuwan berpikir, dark matter
adalah sebuah objek berukuran sangat besar seperti lubang hitam yang
tidak dapat dilihat mengapung disekitar galaksi. Ilmuwan lain percaya
bahwa dark matter adalah partikel sub atom yang jarang berinteraksi
dengan materi biasa, dilihat dari sudut pandang bahwa dark matter tidak
dapat disentuh bahkan dilihat karena cahaya dapat dengan mudah
menembusnya tanpa sedikitpun cacat.
Penelitian mengenai Dark Matter
Pada 1933,
astronom Swiss Fritz Zwicky dari CalTech memutuskan untuk mempelajari
sekelompok kecil dari tujuh galaksi di Coma Cluster. Tujuannya adalah
untuk menghitung massa total cluster ini dengan mempelajari kecepatan
(atau lebih tepatnya kecepatan dispersi) dari tujuh galaksi. Ia
menghitung massa 'dynamic mass', kemudian membandingkannya dengan
'luminous mass', yang merupakan massa dihitung dari jumlah cahaya yang
dipancarkan oleh cluster (dengan membuat asumsi kemungkinan distribusi
dari populasi bintang di galaksi). Kecepatan dispersi yang (atau dengan
kata lain, bagaimana kecepatan dari 7 galaksi berbeda satu sama lain)
secara langsung berkaitan dengan massa cluster itu. Bahkan, sebuah gugus
bintang dapat dibandingkan dengan gas. Jika gas panas dan bercahaya,
penyebaran partikel kecepatan tinggi. Dalam kasus ekstrim,
partikel-partikel yang memiliki kecepatan yang cukup akan meninggalkan
gas (menguap). Jika gas dingin dan berat, dispersi kecepatan lemah.
Zwicky terkejut bahwa kecepatan yang diamati pada Coma Cluster sangat
tinggi. Dynamic mass memiliki massa 400 kali lebih besar dari luminous
mass! Zwicky mengumumkan observasi pada rekan-rekannya, tapi mereka
tidak tertarik.
source : Symmetry Magazine
Dari sekian
banyak teori, ada dua teori utama yang saling berlawanan yang terus
mencoba menjelaskan sifat dari dark matter, yaitu hot dark matter dan
cold dark matter. Teori-teori ini bergantung pada massa dan kecepatan
partikel penyusun dark matter. Dalam teori hot dark matter,
partikel-partikelnya memiliki kecepatan mendekati kecepatan cahaya,
sedangkan cold dark matter lebih besar sehingga lebih lambat.
Kecepatan
partikel-partikel ini sangat penting untuk model kosmologi Big Bang dan
urutan pembentukan struktur alam semesta yang besar. Jika komposisi
semesta yang utama terbuat dari hot dark matter, kecepatan yang sangat
tinggi dari partikel awalnya akan mencegah pembentukan struktur yang
kecil terlebih dahulu, mulai dari supercluster galaksi kemudian cluster
galaksi kemudian galaksi yang kemudian dalam struktur yang lebih kecil.
Perkembangan
semesta dengan metode ini biasa disebut UP BOTTOM, dimana struktur
terbesar adalah yang pertama kali terbentuk kemudian membentuk struktur
yang lebih kecil. Disisi lain, jika cold dark matter merupakan komponen
utama alam semesta, partikel akan tersebar pada jarak yang lebih kecil
dan dengan demikian akan menghapus fluktuasi kepadatan pada volume ruang
yang lebih kecil. Materi-materi akan berkumpul untuk membentuk galaksi
(mulai dari awan gas dan struktur yang lebih kecil), yang kemudian
membentuk cluster, lalu supercluster. Skenario pembentukan semesta
seperti ini disebut BOTTOM UP, dimana struktur terkecillah yang pertama
terbentuk yang kemudian berkumpul membentuk struktur yang lebih besar.
source : SciTechDaily |
Kedua teori ini dipertahankan oleh Yakov Borisovitch Zeldovitch untuk hot dark matter, dan James Peebles untuk cold dark matter.
Beberapa
astrofisikawan menambahkan dengan memberikan Teori String, teori ini
menempatkan dark matter pada dimensi keenam, karena itu dark matter
tidak dapat diakses dari dimensi kita yang berada pada urutan empat
(tiga dimensi ruang, satu dimensi waktu), bahkan elektromagnetik dan
nuklir tidak akan bisa menjangkau dan mempengaruhi dark matter yang
dibatasi oleh dinding dimensi yang berbeda.
Ada yang
memberikan Teori Axion sebagai penjelasan mengenai Dark Matter. Axion
adalah suatu materi luar biasa terang yang memiliki kekuatan elektron
1µeV, stabil dan jarang dapat berinteraksi dengan materi.
Lubang hitam?
Memiliki ukuran super besar dan jarang
sekali terlihat menjadikan lubang hitam sebagai kandidat yang tepat.
Beberapa dari mereka bahkan mencapai 10 ribu kali massa matahari.
Melacak suatu lubang hitam sangat sulit karena sifatnya yang menyerap
apapun termasuk cahaya yang melintas. Namun, sayangnya butuh hampir
sejuta lubang hitam lain selain yang ada sekarang untuk mengisi
kekosongan materi
Pertikel Neutrino?
Neutrino adalah sebuah partikel yang
pertama kali diperkenalkan pada 1930 oleh Wolfgang Pauli, yang
terdeteksi pada 1956 oleh Frederick Reines dan Clyde Cowan. Partikel ini
tidak sensitif terhadap kekuatan elektromagnetik dan gaya nuklir kuat,
neutrino tidak banyak berinteraksi dengan partikel lain.
Massa neutrino sangat kecil, bahkan
hampir nol. Sebagai tambahan, neutrino adalah partikel yang paling
melimpah di alam semesta setelah foton. Namun, eksperimen
Super-Kamiokande dan SNO (Sudbury Neutrino Observatory) menunjukkan
massa neutrino bahkan tidak cukup kecil untuk menganggap partikel ini
akan merupakan materi gelap. Neutrino dapat mewakili paling tidak 18 %
dari massa alam semesta. Bukan 96 %
MACHO's?
Massive Compact
Halo Objects adalah benda gelap yang besar seperti bintang brown dwarf,
bintang katai putih, bintang neutron dan lubang hitam
WIMP's?
(Weakly Interacting Massive Particles)
adalah berbagai partikel subatom non-baryonik (bukan materi biasa) yang
diyakini terbentuk karena Big Bang. Banyak teori pertikel memprediksi
keberadaan WIMP seperti neutralinos, axion dan neutrino besar, tetapi
tidak benar-benar terdeteksi. jika WIMP benar-benar ada, maka
kemungkinan komposisi Dark Matter adalah WIMP
Kita tidak akan pernah bisa menguak seluruh rahasia yang disembunyikan alam, manusia hanya bisa meraba menuju kebenaran
Sir Mike Mitchell |
Comments
Post a Comment